Bu, Inilah 8 Kesedihan yang Kami Rasakan Saat Ibu Terlalu Sibuk Berkarir

Menjadi wanita karir memang semakin jadi dambaan kaum hawa. Hal ini terjadi karena kesadaran wanita untuk berpendidikan tinggi selalu mengalami peningkatan. Padahal, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan semakin tinggi pula target pekerjaan ataupun jabatan yang ingin diperoleh. Maka tidak heran jika saat ini kita melihat banyak sekali sosok perempuan yang memiliki jabatan-jabatan penting. Seperti menjadi dokter, dosen, pilot, menteri, duta besar hingga presiden sekalipun. Dari luar, orang akan melihat betapa hebatnya wanita tersebut. Sosok wanita mandiri, berkedudukan tinggi dan amat dihormati. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa dibalik kehebatan seorang perempuan di ranah publik, tersimpan goresan-goresan luka di ranah domestik, dalam hal ini anak-anaknya.

Mungkin hal ini tidak terjadi kepada seluruh anak yang memiliki ibu super sibuk. Namun, apa yang saya tulis dalam artikel ini adalah apa yang dialami oleh sebagian besar anak dari seorang ibu super sibuk yang saya amati. Jika kita lihat secara sepintas, anak-anak yang ibunya sangat sibuk memang memiliki fasilitas yang sangat memadai. Ia terlihat begitu bahagia dan dimanjakan oleh fasilitas-fasilitas tersebut. Namun, sesungguhnya semua hal itu adalah kesemuan. Bahwa di dalam hati sang Anak, tersimpan kesedihan dan kesunyian yang begitu mendalam.

IsiGood telah merangkum 8 curahan hati kesedihan seorang anak yang memiliki ibu super sibuk.

dampak negatif wanita karir
wanita karir by pixabay
“Ayolah Bu, ajari aku mengerjakan PR ini”
Anak akan sangat senang ketika ibu menyediakan waktu dan perhatian untuk menemani sang Anak di jam-jam belajarnya. Sesekali sang Anak bertanya kesulitannya kepada ibu, atau mendiskusikan hal-hal kecil terkait mata pelajarannya. Momen semacam ini akan sangat sulit didapatkan anak jika sang Ibu terlalu sibuk bekerja. Mungkin malam hari ibu memang sudah di rumah, namun sibuknya bekerja membuat momen kebersamaan di rumah terenggut oleh rasa lelah setelah beraktivitas seharian. Alih-alih menemani akan belajar, mengingatkan anak untuk belajar saja terkadang sudah tidak terpikirkan.

“Dimana ibu saat ku pulang sekolah ?”
Anak mengalami banyak hal selama di sekolah. Ada cerita yang menyenangkan, ada pula cerita yang menyedihkan. Ada saatnya anak mengalami hal-hal baik , tapi ada saatnya juga anak mendapatkan masalah selama di sekolah. Ingin rasanya anak segera pulang dan mencurahkan semua emosi dan perasaannya di rumah. Kepada siapa lagi? Tentu kepada ibu. Sepi rasanya ketika tidak ada sosok ibu yang siap mendengarkan keluh kesahnya setiap pulang dari sekolah.

“Rindu sekali melihat ibu di dapur”
Se-enak apapun masakan restauran, tidak akan pernah mengalahkan enaknya masakan seorang ibu. Mengapa? Karena seorang ibu memasaknya dengan penuh cinta. Masakan adalah salah satu bentuk pembuktian rasa cinta. Ketika ibu di dapur, sesekali anak atau suaminya menggoda dengan terus menerus mengambil gorengan yang baru saja selesai digoreng. Sehingga dapur mejadi ruang tawa antara ibu, ayah dan anaknya. Tapi sayang, dapur seorang ibu yang super sibuk akan sering kosong. Atau lebih banyak digunakan oleh pembantu. Akhirnya pembantu lah yang membuatkan masakan untuk keluarga, bukan ibu. Hm, padahal hanya ibu yang benar-benar tahu selera anaknya.

“Banyak yang ingin ku ceritakan, Bu”
Ibu adalah sosok yang penuh kehangatan dan perhatian. Itu yang membuat anak begitu nyaman untuk menceritakan apapun kepada ibunya. Ketidakhadiran seorang ibu untuk mengawal keseharian sang Anak akan menimbulkan efek yang begitu buruk. Anak menjadi kurang kasih sayang, kurang perhatian dan tidak memiliki tempat untuk mencurahkan setiap masalah yang ia hadapi. Padahal, di masa transisi dari masa anak-anak menuju remaja, banyak hal baru yang ia alami dan sangat penting untuk diceritakan kepada ibunya. Namun jika ibu terlalu sibuk di kantor, kepada siapa lagi anak bercerita? Inilah yang kemudian sering membuat sang Anak terjerumus ke dalam kenakalan-kenakalan remaja yang tidak seperlunya, karena kurang perhatian dari sang Ibu.

“Bukan materi, tapi sosok Ibu yang kami rindukan”
Hal yang paling sering dilakukan oleh orang tua yang super sibuk adalah dengan memberikan berbagai fasilitas sebagai kompensasi kurangnya perhatian yang selama ini tidak tercurahkan. Misalanya dengan memberikan jam tangan mahal, handphone canggih, menambah uang saku dan lain sebagainya. Namun, sesungguhnya bukan itu yang benar-benar dibutuhkan oleh seorang anak. Yang dibutuhkan anak kehadiran ibu sebagai seorang ibu. Ibu yang banyak menceritakan kisah-kisah kehidupan, ibu yang banyak memberikan pesan-pesan moral dan ibu yang banyak memberikan nasihat kebaikan. Bagaimana anak bisa mendapatkan hal itu jika waktu yang dimiliki ibu selalu terkuras untuk persoalan kerja?

“Mana yang lebih penting Bu, aku atau HP dan Laptop Ibu?”
Semakin tinggi posisi seseorang dalam karirnya, semakin banyak pula tanggungjawab yang harus ditanggung. Sayangnya, tanggungjawab tersebut terkadang menuntut kesediaan jiwa dan raga untuk selalu fokus dengan pekerjaan. Sehingga yang banyak terjadi adalah terbawanya urusan pekerjaan ke rumah. Saat di rumah, seseorang tetap sibuk dengan urusan pekerjaannya. Jika hal ini dilakukan oleh seorang ibu, maka anak lah yang menjadi korban. Ibu selalu sibuk dengan laptop dan dering telfon dari rekanan kerja. Maka, sang Anak akan bertanya, “Apakah mereka lebih penting dariku, Bu”?

“Akhir pekan kita seringkali gagal”
Momen yang paling menyedihkan bagi seorang anak adalah ketika rencana yang telah dibuat sedemikian rupa untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, harus musnah seketika karena panggilan kerja yang mendadak. Padahal, berlibur bersama sudah begitu dinantikan anak sejak lama sampai terbawa mimpi. Atau contoh yang tidak kalah menyedihkan adalah ketika orang tua, terutama ibu, masih sibuk dengan dering telfon pada saat berlibur ahir pekan. Kondisi itu kemudian membuat fikiran ibu tidak lagi fokus kepada anak-anaknya. Pada saat itu, anak benar-benar bisa merasa kehilangan sosok seorang ibu.

“Lihat Bu, Ayah begitu kesepian”
Pada saat ibu lebih sibuk daripada seorang ayah, maka anak akan melihat betapa ayahnya merasa kesepian. Ada sosok yang dirindukan oleh ayah untuk menemaninya bersantai menyantap teh pagi hari dan menyambutnya sepulang kerja dengan hidangan makan siang di meja makan. Anak mungkin merasakan kesedihan yang juga dirasakan ayahnya, namun tidak dapat berbuat apa-apa. Karena, yang diinginkan oleh sang Ayah adalah kehadiran istri di sisinya. Apa yang terjadi kemudian adalah, terciptanya suasana rumah yang sepi, hampa dan dingin.

Akhirnya, saya bukan berniat untuk mengecam para ibu di luar sana yang memiliki setumpuk kesibukan. Karena saya yakin, sesibuk apapun, ibu tetaplah ibu yang begitu mencintai anaknya. Namun akan lebih bahagia rasanya jika seluruh ibu di dunia ini ingat bahwa secara kodrati, tugas utama seorang ibu ada di ranah domestik. Maka pentingkanlah kami juga Bu, anak-anak ibu

Sumber [Isigood]

No comments:

Post a Comment

Adbox

@brixlion