Bukan Kritikan Tapi Pendapat, Pendidikanku Masa Depanku!

Kamu anak sekolahan apa udah kerja? Kalo kamu anak sekolahan pasti setuju dengan artikel ini dan secepat wifi yang kamu pake sendirian buat share ini buar banyak yang sependapat sama kamu. Tapi kalo kamu bukan anak sekolahan lagi apalagi pelaku pendidikan atau pun seorang orang tua, gimana nih pendapat kamu?
brixlion
sistem pendidikan by pixabay
Bukan buat mengkritik pedas sistem pendidikan indonesia, karena memang semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi ga salah juga kalo kamu coba baca curahan pemikiran yang satu ini, yang secara ga sengaja saya temukan dan ingin berbagi.

Lebih familiar dengan anak Tingkat SMA setahun libur cuma 7 minggu gak lebih. Masuk jam 06.30 keluar jam 15.00. (boleh diitung, lebih kurang segitulah. Apalagi sekarang ada "Full Day School"!) Mata pelajaran kurang lebih 16 untuk umum, 27 untuk pesantren. Ujian terus sampe ujian final aja 4 kali. Apalagi ditambah pekerjaan rumah dan tugas yang seringkali bikin mau mati rasanya.

Nah, pas lulus plus coret-coret merayakan kesenangan yang berlaku cuma sehari, sujud syukur banget deh bisa masuk PTN (just PTN ya, bukan UI ITB aja udah seneng banget kali).

Gak kebayang juga kalo masuk Univ favorite dunia kayak Harvard, Cambridge, MIT, London, Free Berlin, atau University of Tokyo.

Jangankan itu, masuk NUS Singapore atau Universiti Malaysia aja pasti putus asa duluan deh. Itupun dapetin PTN susahnya minta ampun, mesti les sana sini dengan biaya jutaan, belajar mati-matian pergi pagi pulang malem udah kayak Bang Toyib (mending Bang Toyib pulang-pulang bawa duit). 

Sabtu pun belajar, minggu ngerjain PR. Sampe-sampe gak sadar mereka itu manusia atau robot, wah!

Pas kerja, interview sana-sini gak dapet-dapet bahkan untuk beberapa lulusan UI, ITB, UGM, dan PTN-PTN lainnya. Sedangkan kalau orang bule yang ngelamar langsung cus pass langsung deh. 

Mereka dengan mudahnya nempatin posisi-posisi teratas seperti CEO, Kadiv, dll. (memang kompetensinya sih), Lah sementara kita, jadi manager atau supervisor aja udah syukur-syukur deh, walau ada beberapa yang bakal jadi petinggi juga.

Pas baca koran dan browsing di internet, ternyata kita sadar yang punya perusahaan-perusahaan multinasional itu bukan orang Indonesia. Orang Indonesia paling-paling cuma jadi Direktur Regional Indonesia atau mujur-mujur bagian ASEAN. 

Gak jarang juga yang menduduki jabatan itu malah orang asing. Atau lebih mujur lagi yang mendiriin sendiri perusahaannya, tapi yang seperti ini paling juga sukses di Indonesia doang.

Pasti iri dong sama orang-orang asing dari AS, Jerman, Inggris, Jepang, Korea, dll.

Kok mereka bisa sukses sih? Kok bisa jadi adidaya? Padahal anak-anak Indonesia sering bulak-balik bawa medali olimpiade sains internasional. Padahal... (lebih banyak lagi). Saya punya temen dari Amerika, sekarang sudah jadi direktur perusahaan multinasional terkenal. Katanya..

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di AS, banyak liburnya, setahun kurang lebih 5 bulan.

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di AS, masuk jam 08.30 keluar jam 15.50.

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di AS, mapel hanya ada 7.

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di AS, ujian final setahun cuma sekali. Gak pernah dia dapet ulangan tengah semester atau ulangan semester.

Kok bisa sih mereka semua jadi pemimpin-pemimpin dunia (walau ga semua sih)? Padahal di Indonesia, belajar sudah paling lama, mata pelajaran sudah paling lengkap, PR dan tugasnya sudah paling meribetkan, dan ujian sudah paling sering, Les pun sudah paling rajin!

Jawabannya ada pada sistem pendidikan dan diri kita sendiri.

Dulu saat TK dan SD kita semua lancar menjawab saat ditanya apa cita-cita kita. Tapi sekarang? Pasti kita jumpai banyak sekali remaja-remaja yang justru bingung akan cita-cita mereka bahkan tidak jarang bagi mereka yang pintar juga bingun atau ragu dengan cita-cita mereka. 

Apa sebabnya? Bisa jadi karena sistem pendidikan kita yang salah. Sistem kita menuntut kita untuk mempelajari semuanya namun tidak mendalami satu pun. Inilah yang membuat mereka yang mengejar nilai bingung akan cita-citanya karena sudah dibentuk sejak awal tidak mempunyai tujuan, sudah dibentuk tidak mendalami apa yang mereka cita-citakan.

Apa yang mereka dapatkan dari sekolah yaitu sukses hanya dengan sebuah kertas ujian and just reading your book to be success. Padahal kalau sudah kerja, biar sukses harus melakukan hal-hal kompleks seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan membentuk ide, dll.

Apa yang mereka dapatkan dari sekolah adalah materi yang akan mereka lupakan karena tidak terpakai saat mereka bekerja.

Apakah seorang atlet sepakbola yang sukses perlu mempelajari strukur sel bakteri untuk menjadi sukses? Apakah seorang dokter ahli bedah yang sukses perlu belajar menghitung percepatan setripetal agar menjadi sukses? 

Justru sebaliknya, mereka yang ingin sukses sebagai arsitek seharusnya lebih mendalami ilmu fisika dan bangunan, bukannya malah mendalami sebab revolusi Prancis, dll. Lah ini kok kita ingin bangun rumah kok dikasihnya malah pensil, penghapus, rautan atau istilahnya kita mau ngapain kok ga dapet apa yang kita butuhkan malah dapetnya hal yang ga dibutuhi. Ya pasti dubuang.

Back to the topic, teman saya bilang yang membedakan SMA di AS dan di Indonesia yaitu sejak SMP, siswa/i di Amerika disuruh menentukan keputusannya sendiri. Dengan sistem moving class, istilahnya kita boleh memilih ingin masuk ke kelas Fisika atau Biologi pada jam ini. Atau ingin masuk ke kelas Sejarah atau Matematika pada jam selanjutnya. Jadi disesuaikan dengan minat bakat kita mau itu kita hanya masuk ke kelas Sejarah 1x pertemuan seminggu atau 3x atau lebih itu tergantung keputusan kita. 

Jadi apabila ingin jadi dokter yang sukses ya kita bisa ambil kelas biologi lebih sering dari kelas mata pelajaran lainnya. Sehingga, sejak SMP orang AS sudah terfokus pada bidang yang mereka inginkan untuk kerja di dalamnya. Dan saat kerja mereka sudah punya persiapan sejak kecil.

Maka dari itu ayo benahi sistem pendidikan kita dan mulailah fokus terhadap apa yang dicita-citakan mulai dari sekarang kalau kita semua mau Indonesia merdeka secara ekonomi!

Nah itu sebuah pendapat tentang sistem pendidikan kita dari bagian lain. Dan tentunya setiap orang memiliki pendapat masing-masing dan berhak berpendapat. Saya cuma ingin membagikan pendapat kecil ini yang kemungkinan dapat berdampak besar,

Bagi kamu yang juga memiliki pendapat jangan ragu juga untuk berbagi dan bertukar pikiran, dan tentunya dengan meninggalkan komentar pada kolom komentar dibawah dan terus mendukung admin tentunya. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Adbox

@brixlion